# L.O.S.E.R (kotak - kotak)

Entah dari mana aku harus bercerita, aku tak pernah menyangka kalau aku sudah menjadi seorang pecundang selama ini. Kemarin aku udah kehilangan seorang pujaan hati yaitu Sari. Sari meninggalkanku tanpa jejak sedikitpun, aku layaknya tentara tanpa komandan perang. Maka terlantarlah aku saat ini, aku tak tau harus berbuat apa.
Ini Twit terakhirnya ==> 

Hari kamis pagi tiba, aku dapat SMS dari salah satu teman sekelasku. Sebut saja dia Wagiyem, soalnya dia cewek, SMSnya berisi kalimat ajakan “Bay, mau gak kamu ikut kita ke pantai jam 7?” ajaknya, akupun menjawabnya dengan singkat“emangnya jam 7 gak kuliah?” “sekarang libur Bay” jawabnya, spontanitas aku langsung loncat dari ranjang dan lari tunggang langgang menuju kamar mandi hanya untuk cuci muka. Dan sehabis cuci muka aku baca lagi SMS tersebut. Ternyata benar, sekarang libur, berarti aku gak salah baca. “iya tah? Kata siapa kamu?” tanyaku sedikit penasaran, “kata dosennya kemarin bilang sama aku, dosennya bepergian ke Malang” jawabnya, kayaknya sih temenku serius, “oke thanks infonya ya…” jawabku dengan senyuman lebar, selebar gerbang kosan. “loh… kamu mau ikut gak ke pantainya?” balasnya lagi, “wah… bareng siapa aja?” jawabku, “bareng aku, Sriyuni, Suparman terus Ponimin” jawabnya. sebenernya Ponimin itu anak yang alay banget. Asal kalian tau kenapa kok di panggil Ponimin? Dia itu anak yang hidupnya penuh dengan Poni, dari kepala hingga bulu kaki, dia poni. Kemana – mana dia selalu sibuk dengan poninya. Karena aku ada jadwal latihan futsal jam 12 siang maka aku tolak ajakan si Wagiyem.

            Selang beberapa jam, aku dapat SMS yang berisi kalimat ajakan lagi. Tapi yang ini bukan dari Wagiyem, ini dari Waginem yang baru aja Ulang tahun yang ke 22 tahun. “Bayu, ayo kalau mau ikut nyingnyong, ajak anak Ijo Lumut yang lain juga” SMSnya, “aduh maaf ya Nem, aku dan anak Ijo Lumut yang lain lagi ada acara tending bola nanti, sorry ye” jawabku sambil buka kamus Bahasa Indonesia, kamus Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Pepak Bahasa Jawa. Aku buka kamus – kamus tersebut secara perlahan dan seksama hanya untuk mencari kosakata “nyingnyong”.

            Jam 11:30 anak – anak Ijo Lumut sudah pada mempersiapkan diri untuk latihan futsal. Aku langsung ngeluarin motor dari parkiran, dan ternyata motorku bannya bocor. “perasaan kemarin yang aku tambal nih ban, bayar Rp. 7000 lagi” pikirku sambil melihat ban sialan. Kemarin aku sudah tambal di depan kosan si Sari, dengan harapan aku bisa ketemu dia dan dia ngajakin aku mampir di kosannya. Tapi kemarin malah dia cuek bebek kayak Anakonda lagi datang bulan. Waktu itu dia baru pulang kencan sama cowok pilihannya. Aku hanya bisa menundukkan kepala dan tiarap. Sungguh hari yang sangan sial bagiku harus berdekat – dekatan sama tukang tambal ban yang bau badannya gak jauh beda sama bau nasi goreng yang di diemin selama 4 hari “BASI”

            Karena motorku gak kompromi waktu itu, jadi aku nebeng temenku, sesampainya aku di lapangan futsal, gairah dan semangatku nambah jadi 99% dan langsung ambil bola dan menendangnya, tak taunya di samping bola ada tulisan besar “Sewa Bola Rp. 10.000” tanpa sadar aku mengambil 3 bola sekaligus untuk aku tending sekaligus melampiaskan amarah waktu itu. Latihan pun dimulai, aku yang awalnya semangat banget, sekarang jadi menurun karena tulisan “Sewa Bola Rp.10.000” tersebut. Di samping itu hawa dan cuacanya panas banget serasa aku di panggang di dalam kobaran api cinta. Performa latihanku menurun menjadi 50% waktu itu. Sesekali temenku marah dan mencaciku dengan kata – kata halus dan menyakitkan.

Sepulang dari latihan futsal, aku di jalan debat ringan dengan temen kosanku mengenai performa latihanku tadi. “kamu tau gak, kamu itu gak jauh beda sama cewek yang di tendang sedikit aja langsung merengek” hinanya, aku terdiam. “kamu itu kayak cowok yang sukanya make up dan nyisir wig” hinanya lagi, “aku lemes bro, apa lagi tanganku sakit tadi bro” jawabku sedikit membela diri sendiri, “ah…alasan, cowok itu tangguh, kalau kamu di tending sedikit bilang sakit berarti kamu itu waria yang lemah gemulai, kamu tuh waria yang main futsal, mending kamu ngamen aja di Jl. Jawa sana, gak usah main futsal, waria itu gak pantas main futsal” hinanya dengan ngotot dan gak memberiku ruang bicara. “aku memang bukan pemain futsal, aku cuma olahraga ngeluarin keringat aja biar sehat” jawabku memberikan pembelaan pada diri sendiri yang lagi di hina habis – habisan, “gak usah dah, mending kamu diam di kosan, internetan, browsing, nulis status alay, ngetwit kata – kata galau aja biar gak capek dan gak terlihat warianya, kamu mending di kosan nulis novel cengen, kalau itu pantes buat kamu” jawabnya dengan wajah sinis. Aku terdiam hening sepanjang jalan menuju kosan. 

Aku berpikir dan sesekali di hatiku berkata “ini merupakan latihan terakhirku” aku benar – benar putus asa untuk menjadi seorang pemain sepak bola. Kayaknya aku mesti mengabadikan momen ini dan menggantung sepatuku untuk hari ini dan seterusnya. Benar – benar Bad Day bagiku, sudah di hina, motor bocor lagi, sedih banget rasaya menjadi seorang pecundang. Apa yang bisa aku banggakan? Gak ada yang bisa aku banggakan dari diriku ini. Sedihnya di hina itu seperti orang yang lagi jalan kaki terus di ludahin sama orang yang naik motor. Menedihkan dan menjijikkan sekali. Apa lagi yang ngeludah kakek – kakek, baunya itu setahun gak ilang, aromanya bikin aku harus minum 1 pcs obat maag.

 Malamnya aku berniat untuk menghilangkan rasa jenuhku, dan tujuan utamanya adalah pergi ke Alun – alun kota. Berangkatlah aku bersama teman – temanku, aku sedikit kaget ketika aku sampai di parkiran Alun – alun kota. Kenapa bisa kaget gitu? Iya di sekeliling alun – alun kota banyak banget orang memakai jaket yang gak jauh beda sama jaketnya pak polisi. Jadi awalnya aku kira polisi lalu lintas yang hendak menertibkan pengendara motor. Atau polisi mencari nafkah di malam hari lebih tepatnya. Eh ternyata gerombolan – gerombolan itu adalah Club motor, terlihat dari sudut – kesudut itu berjejer motor gede dengan cewek cantik di sampingnya.

 Aku mulai kagum dan menghitung semua motor gede tersebut. Setelah lama ngitung motor aku mulai mengeluarkan HPku dan membuka aplikasi “Mesin Hitung” aku menghitung jumlah motor di kali harga motor, jumlahnya sekitar sekian milyar. Bayangkan itu uang di belikan kerupuk, apa gak sampe mandi kerupuk? “pasti itu anaknya orang – orang kaya yang gak tau dimana dia harus membuang uangnya” pikirku dalam hati. Di gerombolan itu terlihat dari kejauhan salah satu teman kampusku lagi asik ngobrol bareng temen – temen club motor gedenya. “oh itu si Gagap” teriakku, si Gagap menoleh dan memandangku, akupun melambaikan tangan dengan penuh harapan dia akan menghampiriku. Dan alhasil dia tak menghampiriku, jangankan mengahampiri, dia menjawab teriakanku aja nggak. Aku mulai menundukkan kepalaku dan tersipu malu, “ternyata aku tuh gak sebanding dengan mereka yang hidupnya penuh dengan kebahagiaan” kataku dalam hati.

Tau gak, si Gagap itu tampan, kaya, pintar main futsal(gak punya julukan waria) dan punya motor gede, cewek cantik mana yang gak mau sama cowok kayak dia. Sedangkan aku? udah tampang pas – pasan (tak syukuri), Bego’(tak syukuri), main futsal gak bisa(punya julukan waria) motorku Mattic bannya bocor lagi,  aku sadar akan semua itu. Waktu itu aku mengalihkan pandanganku yang selama ini aku sudah memanndang orang – orang teratas sebagai kaca, sekarang aku nyoba memandang orang – orang di bawahku. Ternyata masih banyak orang – orang yang lebih sengsara dari aku. mungkin dia gak hanya punya julukan waria, tapi mungkin dia punya julukan waria tak berotot atau julukan waria tak berilmu.

Malam sudah larut, aku langsung pulang setelah main petak – umpet sama tukang parkir di alun – alaun. Tujuannya main petak – umpet sama tukang parkir itu hanya biar gak bayar ongkos parkir aja. Sesampainya di kosan, aku langsung masuk kamar dan mengucapkan selamat malam pada Laptopku malam itu. Aku membuka laptop dan menghidupkannya. Laptop ini adalah kekasih setiaku dan laptop ini peninggalan ibuku, jadi aku sayang banget sama nih laptop. Aku login di Facebook dan twitter. Terlihat banyak spesies manusia yang online waktu itu, dari orang tua, remaja, dewasa, kaum hawa, kaum alay bahkan tukang nasi goreng online juga waktu itu. Aku mulai menyapa beberapa cewek yang lagi begadang malam itu, dari Facebook dan bahkan dari twitter. Merekan menggunakan emotikon – emotikon yang membuat aku sedikit pusing. “kayaknya sih dia online pake HP smartphone” kataku dalam hati.

Sebenarnya aku itu selalu menjauh dari cewek – cewek yang suka update status via smartphone, contohnya BB (blackbary/borosbatrey) aku takut banget deket – deket mereka, apa lagi ngajak kenalan lebih dekat. Haduh serem banget bro…, gak bisa aku bayangkan kalau aku sering chat sama cewek – cewek pengguna BB. Mungkin kalian bertanya – tanya, ada apa dengan pengguna BB? Sebenernya sih gak ada apa – apa, Cuma aku takut aja ketika lagi asyik – asyiknya chat, di pertengahan chatting muncul kalimat seperti ini “˚=))˚àKàkâ•ː̗̀=))ː̖́=D minta PIN.nya dong  ╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ (*˘з(˘˘*)lah kalimat itu yang amat sangat aku takutkan. Serem banget, lebih serem dari pocong. Terus kalau ada pertanyaan seperti itu aku mau jawab apa? Mau di kasih PIN ATM gak mungkin banget, mau di kasih PIN BB aku gak punya. Ada sih BB tapi punyaku bukan smartphone, melainkan stupidphone. Mungkin HP.ku dulu gak pernah sekolah kali ya? Aku punya HP aja udah bersyukur sekali. BBku ini spesial buat orang – orang yang lagi pengen BB(blackbery) tapi gak kesampaian. Jadi belinya HP Cina yang isinya TV, MP3, Radio, Sound gede meskipun cempreng trible – trible tok gak ada bass.nya, lengkap dah pokoknya. Tapi HP Cina gak bisa ngetik tulisan alay kayak “╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ˚╬╬ϱϱ (*˘з(˘˘*)kalau dapat SMS dari Blackbery pasti gak bisa kebaca, soalnya yang muncul pasti kotak - kotak.
Salam Kotak - Kotak dari Sari
 

Created by : Loser keren 

Surat Cinta Pertamaku


Hari pengiriman surat tiba, surat yang aku terima berwarna pink, harum banget dan di hiasi dengan bunga – bunga, ya… gak jauh beda sama surat ijin sekolah. Surat itu berisi seperti ini :


To : B4yoe
For: Dor4

To the poeint ajcah ea…
4koe suk4 4m4 k4moe, 4koe chint4 k4moe
M4u kh4n K4moe j4die p4charkhu?
K4l4o b0leh 4ku mint4 Bi0d4thamoe donkz…”
“4 X 4 = 16, semp4t g4k semp4t h4yus di b4l4s”

Karena surat yang asli sudah di bakar sama ayah dulu, karena aku ketahuan pacaran jadi ya kurang lebihnya seperti itu isi dari surat cinta pertamaku. Apa gak capek nulis surat cinta sebanyak itu menggunakan bahasa alay?, aku aja nulis sedikit udah capek. Coba kita lihat dari tulisan pertama, itu “To : Bayu” bener artinya untuk Bayu. Baris kedua “For : Dora” itu artinya untuk Dora, jadi surat itu dari siapa? Aku dulu gak nyadar kalau itu surat misterius. Mungkin dia mau nulis “From” tapi salah nulis jadi “For” atau mungkin bahasa alaynya “From” itu “For”???
            Di surat itu juga tertulis “to the poeint ajcah ea…” itu apa artinya? Apa di Inggris ada kata “poeint”? bodoh banget sih!!! Kalau aku lihat itu surat apa rekap pengeluaran tahunan? Surat cinta kok dipenuhi dengan angka – angka gak jelas. Di kalimat terakhir juga ada matematikanya. Aku dulu ya bodoh juga, ngapain pacaran ama orang misterius yang sok kenal. Jangankan wajahnya, baunya aja aku gak tau. Dulu aku nyangkanya aku itu keren punya pacar, meskipun aku gak pernah kencan. Setiap pelajaran dimulai, yang di tulis bukan pelajarannya, tapi aku itu nulis dan mengarang pantun buat jawab pertanyaan matematika 4X4 itu. 

handapeunpost

Copyright © / Clotehan Mahasiswa Ijo Lumut

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger